Serang – Jumat (21/8), lingkungan Pondok Pesantren Terpadu Insan Cita Serang dipenuhi aktivitas kreatif siswa. Di masjid, asrama, hingga lapangan, kelompok-kelompok mentoring Bina Pribadi Islam (BPI) berkumpul bersama para pembina mereka. Setiap kelompok mengerjakan karya terbaiknya: ada yang merangkai pantun dan puisi, ada yang melukis poster penuh warna, ada pula yang menyusun infografis berisi pesan solidaritas untuk Palestina.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program unggulan sekolah, yaitu Bina Pribadi Islam (BPI). Dalam program ini, siswa-siswi dikelompokkan dalam kelompok kecil bersama seorang guru pembina. Biasanya kegiatan BPI diisi dengan mentoring keagamaan, namun juga diselingi dengan berbagai aktivitas variatif, seperti diskusi, olahraga bersama, hingga nonton bareng film inspiratif. Kali ini, seluruh kelompok ditantang untuk menuangkan ide kreatif mereka dalam bentuk karya sebagai wujud kepedulian terhadap Palestina.
Kegiatan bertema Palestina ini mengajarkan kepada siswa bahwa kepedulian terhadap sesama adalah bagian penting dari ajaran Islam. Al-Qur’an menegaskan bahwa kaum muslimin adalah satu tubuh yang saling menguatkan. Allah SWT berfirman:
“Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat.” (QS. Al-Hujurat: 10)
Selain itu, Rasulullah SAW juga bersabda:
“Perumpamaan orang-orang beriman dalam hal saling mencintai, menyayangi, dan berempati ibarat satu tubuh. Jika salah satu anggota tubuh sakit, maka seluruh tubuh turut merasakan sakit dengan tidak bisa tidur dan demam.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dengan penuh semangat, tiap kelompok menghadirkan karya terbaiknya. Ada yang menulis puisi menyayat hati tentang perjuangan para penuang di Gaza, ada pula yang melukiskan kibaran bendera Palestina. Kelompok lain menyiapkan poster infografis berisi data, kutipan tokoh, hingga seruan solidaritas. Proses kreatif ini tidak hanya mengasah kemampuan seni, tetapi juga melatih kepekaan sosial, kerja sama, dan kepedulian.
Lebih jauh, kegiatan ini memberikan pemahaman bahwa kepedulian tidak selalu diwujudkan dengan bantuan materi. Dukungan moral, doa tulus, dan penyebaran pesan kebaikan juga merupakan bentuk nyata dari perjuangan membela kebenaran. Siswa belajar bahwa solidaritas bisa dimulai dari hal-hal kecil, sesuai kemampuan mereka sebagai generasi muda.
Di akhir kegiatan, karya-karya siswa dipajang di lingkungan pesantren agar bisa dinikmati seluruh warga sekolah. Karya terbaik dari masing-masing kategori diumumkan sebagai pemenang lomba. Namun lebih dari sekadar kompetisi, kegiatan ini menjadi ruang belajar bersama untuk menanamkan nilai empati, membangun semangat persaudaraan, dan meneguhkan identitas mereka sebagai generasi muslim yang peduli terhadap isu global.
Melalui program BPI bertema Palestina ini, Pondok Pesantren Terpadu Insan Cita Serang kembali menegaskan komitmennya untuk mendidik siswa yang cerdas secara akademis, juga matang secara emosional, spiritual, dan sosial. Pendidikan di Insan Cita bukan sekadar transfer ilmu, melainkan juga pembentukan karakter yang dilandasi ajaran Al-Qur’an dan sunnah.
Karya-karya sederhana yang lahir dari kegiatan ini menjadi saksi bahwa kepedulian tidak mengenal batas usia, tempat, maupun keadaan. Dari tangan-tangan pelajar Insan Cita Serang, mengalir doa, cinta, dan solidaritas untuk Palestina.
Semoga setiap kata yang ditulis, setiap gambar yang digoreskan, dan setiap pesan yang disampaikan menjadi amal kebaikan yang bermakna. Semoga pula, kepedulian yang tumbuh di hati para siswa terus bersemi hingga kelak mereka menjadi generasi yang mampu membela kebenaran, menolong yang lemah, dan menjaga ukhuwah Islamiyah.
Dan akhirnya, semoga Allah SWT segera menganugerahkan kemenangan, kemerdekaan, serta kedamaian bagi bangsa Palestina, serta meneguhkan langkah generasi muda Insan Cita Serang sebagai bagian dari umat terbaik yang membawa cahaya bagi dunia