Pondok Pesantren Terpadu Insan Cita Serang kembali menyelenggarakan kajian bulanan untuk para guru pada Sabtu, 6 September 2025, bertempat di Masjid Al-Iman. Kegiatan rutin ini menjadi sarana untuk memperkuat wawasan keislaman, memperdalam spiritualitas, serta menyegarkan semangat para pendidik dalam menjalankan tugas mulia membina santri. Pada kesempatan kali ini, kajian menghadirkan narasumber K. H. Sudarman Ibnu Murtadho, Lc., Ketua Yayasan Rahmatan Lil ‘Alamin, yang menyampaikan materi penuh hikmah tentang pentingnya meneladani Rasulullah ? sebagai anugerah terbesar bagi umat manusia.
Rasul sebagai Anugerah dan Pembimbing
Sejak awal pemaparan, beliau menekankan bahwa Allah telah memberikan karunia yang luar biasa kepada orang-orang beriman, yaitu dengan diutusnya seorang rasul dari kalangan mereka sendiri. Allah berfirman dalam Al-Qur’an:
"Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus di antara mereka seorang rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, menyucikan mereka, dan mengajarkan kepada mereka Kitab dan Hikmah. Padahal sebelumnya, mereka benar-benar dalam kesesatan yang nyata.” (QS. Ali Imran [3]: 164)
Ayat ini menegaskan bahwa tanpa kehadiran Rasulullah ?, manusia akan terjebak dalam kesesatan yang nyata. Rasulullah diutus untuk wayuzakkiihim—menyucikan jiwa manusia—serta mengajarkan Al-Qur’an dan As-Sunnah sebagai pedoman hidup hingga akhir zaman.
Rasul sebagai Penyempurna Akhlak
Lebih jauh, K. H. Sudarman mengingatkan bahwa tujuan utama diutusnya Rasulullah ? adalah untuk menyempurnakan akhlak manusia. Dalam sebuah hadits, Rasulullah ? bersabda:
“Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak.” (HR. Ahmad)
Beliau adalah qudwah hasanah (teladan terbaik) dalam segala aspek kehidupan. Allah juga menegaskan hal ini dalam firman-Nya:
“Sesungguhnya pada (diri) Rasulullah terdapat suri teladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan yang banyak mengingat Allah.” (QS. Al-Ahzab [33]: 21)
Oleh karena itu, setiap muslim dituntut bukan hanya memahami ajaran Islam secara tekstual, tetapi juga berupaya sungguh-sungguh meneladani akhlak mulia Rasulullah ?.
Ihsan, Itqan, dan Rahmah sebagai Kunci
Dalam ceramahnya, beliau menguraikan tiga nilai utama yang harus dimiliki seorang muslim, yakni itqan, ihsan, dan rahmah.
Itqan berarti melaksanakan perintah Allah dengan sungguh-sungguh dan penuh kesungguhan. Sebagaimana sabda Nabi, “Sesungguhnya Allah mencintai seseorang yang apabila ia mengerjakan suatu pekerjaan, ia melakukannya dengan itqan (sempurna).” (HR. Thabrani)
Ihsan adalah melaksanakannya dengan hati yang tulus, penuh keikhlasan, dan berharap ridha Allah. Rasulullah menjelaskan dalam hadits Jibril:
“Ihsan adalah engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihat-Nya. Jika engkau tidak melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia melihatmu.” (HR. Muslim)
Rahmah adalah kasih sayang terhadap sesama, sebagaimana sabda Rasulullah ?:
“Orang-orang yang penyayang akan disayangi oleh Allah Yang Maha Penyayang. Sayangilah siapa saja yang ada di bumi, niscaya yang di langit akan menyayangi kalian.” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)
Ketiga nilai ini bukan sekadar teori, melainkan tuntunan praktis yang harus mewarnai kehidupan sehari-hari, terutama dalam mendidik generasi penerus.
Akhlak sebagai Inti Ajaran Islam
K. H. Sudarman juga menyinggung bahwa mayoritas ajaran Islam berakar pada pembinaan akhlak. Dari sekitar 50.000 hadits, tidak kurang dari 45.000 di antaranya membahas tentang akhlak. Hal ini menunjukkan betapa besar perhatian Islam terhadap pembentukan karakter manusia. Allah pun berpesan dalam Al-Qur’an:
“Berbuat baiklah kamu, sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu.” (QS. Al-Qashash [28]: 77)
Ayat ini mengingatkan bahwa kasih sayang Allah meliputi seluruh makhluk, dan setiap muslim dituntut untuk menebarkan kebaikan kepada sesama.
Menjadi Guru yang Meneladani Rasulullah
Kajian yang berlangsung khidmat ini memberikan penyegaran spiritual bagi para guru. Mereka diingatkan bahwa tugas pendidik bukan hanya mentransfer ilmu pengetahuan, tetapi juga menjadi teladan akhlak. Pendidikan yang berhasil adalah pendidikan yang mampu melahirkan generasi yang berilmu sekaligus berakhlak mulia.
Melalui kajian bulanan ini, para guru diharapkan semakin mantap dalam meneladani Rasulullah ? dan menginternalisasi nilai-nilai ihsan, itqan, dan rahmah dalam setiap proses pembelajaran. Dengan begitu, Pondok Pesantren Terpadu Insan Cita Serang dapat terus mencetak generasi yang berilmu, berakhlak mulia, dan membawa rahmat bagi semesta, sesuai dengan misi Islam sebagai rahmatan lil ‘alamin.