MENJADI SANTRI ADALAH SEBUAH PRIVILEGE

Saat menjadi mahasiswa, saya baru sadar dan bersyukur, bahkan merasa beruntung pernah mendapat pengalaman menjadi seorang santri. Mendapatkan hal-hal bermanfaat dan nilai-nilai hidup yang mungkin tidak di dapatkan di sekolah formal biasa. Bukan hanya pendidikan akademik yang didapatkan seorang santri, tapi pendidikan ruhiyah, jasadiyah, dan juga akhlaq. 

Berkumpul di satu tempat untuk sama-sama belajar saling memahami, bahwa latar belakang yang berbeda bukan menjadi alasan untuk saling menjatuhkan, justru sebagai pacuan untuk berkolaborasi dan bekerja sama. Mendapat suatu lingkungan yang kondusif untuk menjadi pribadi yang lebih baik adalah sebuah privilege

Jadwal yang tersusun rapi dari bangun tidur sampai tidur kembali, membuat santri tidak ada waktu untuk sekedar scrolling sosial media, main ke mall, atau nongkrong di cafe. Waktu kami sudah penuh untuk kegiatan belajar di kelas, kajian kitab, ekstrakulikuler, muhadhoroh, bina pribadi islami, dan juga tahsin tahfizh.

Sangat wajar saat menjalaninya ada rasa berat dan bosan. Meninggalkan kenyamanan di rumah, fasilitas dari orangtua, keadaan yang serba cukup, pasti butuh penyesuaian dan penerimaan. Seiring berjalan nya waktu, justru hal itu yg akan membentuk karakter mandiri, bertanggung jawab, inisiatif, dan juga siap membuat keputusan sendiri pada diri para santri.

Pelanggaran kedisiplinan, permasalahan antar teman, konflik dalam organisasi, adalah hal yang pasti ada dalam perjalanan seorang santri. Tapi bimbingan dan nasehat para guru adalah kunci. Peraturan dan tata tertib juga berperan penting. Pada akhirnya, semua pengalaman itu akan mengajarkan bahwa kami harus punya bekal ilmu untuk bertemu masyarakat yang lebih heterogen lagi.

"Pernah menjadi santri" adalah sesuatu karunia yang harus disyukuri, karena tidak semua orang mendapat kesempatan itu, tapi juga bukan jaminan kualitas seseorang, semua kembali lagi ke value masing-masing. Seperti hadist Rasul  "Bertaqwalah kepada Allah dimanapun engkau berada, iringilah perbuatan buruk dengan perbuatan baik, maka kebaikan akan menghapus keburukan itu, dan pergaulilah manusia dengan akhlaq yg baik"(HR. Tirmidzi) 

Semoga Allah memberikan keberkahan kepada guru-guru kita, pengajar dan pendidik yg memberikan ilmu nya tanpa pamrih. 

Penulis: Shofiah Azizah, S.E

#yukmasukpesantren